Cari Blog Ini

Rabu, 23 Maret 2016

Teke-Teke : Sosok Urban Legend Jepang




Tek Tek atau Teke-Teke adalah sebuah cerita tentang seorang gadis muda yang terjatuh di atas rel kereta api kemudian badannya terbelah dua karena terlindas oleh kereta api yang berlaju kencang.

Hantu ini mempunyai keinginan balas dendam yang sangat besar, dia selalu membawa sabit besar yang tajam dan ia berjalan dengan kedua lengannya sambil menyeret badan bagian atas, jika ia mengejar korbannya ia berlari dengan sangat cepat menggunakan sikunya.
Setiap kali dia bergerak dia mengeluarkan suara "teke-teke-teke". Banyak yang menganggap hantu teke teke adalah Kashima Reiko yang mencari kakinya.

Ada sebuah kisah tentang teke-teke yg cukup populer di kalangan anak sekolah di Jepang. Di suatu malam, saat seorang siswa dalam perjalanan pulang dari sekolah, ia melihat sesosok gadis cantik bersandar di suatu jendela ruang kelas dengan kedua siku tampak menopang tubuhnya. Mereka saling menatap dan tersenyum selama beberapa saat. Siswa tersebut heran dengan kehadiran gadis cantik itu karena gadis itu berada di sekolah khusus lelaki. Sebelum siswa tersebut berpikir lebih jauh, gadis tersebut melompat dari jendela dan tampak bahwa bagian bawah tubuhnya tidak ada. Siswa tersebut tercengang melihatnya dan sebelum ia berhasil kabur, gadis itu memotong tubuhnya menjadi duabagian.

Teke-teke juga dikenal sebagai "bata-bata"atau "Gadis yang berlari dengan sikunya."Anak-anak paling sering menceritakan kisah ini, mereka memperingatkan satu sama lain tentang Teke-Teke. Mereka mengatakan dia mengeluarkan sabit yang tajam ketika ia melihatmu, dan dia akan memotongmu menjadi dua bagian. Sekarang kebanyakan anak-anak di Jepang bergegas pulang sebelum senja hari karena mereka takut untuk bertemu dengan teke-teke.

Asal usul hantu wanita ini dinamai Teke-Teke karena dia berjalan menggunakan tangan dan sikunya sehingga tubuhnya terseret dan menimbulkan suara "teke-teke". Konon menurut cerita rakyat Jepang, Teke-Teke dapat berjalan lebih cepat dari lari anda. Sehingga tidak pernah ada manusia yang selamat bila bertemu dengan wanita bertubuh setengah ini.


Legenda

Konon, ia menjelajah dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Kenapa? Menurut legenda, Teke Teke meninggal di stasiun akibat ulah iseng teman-teman sekolahnya. Semasa hidupnya, Teke Teke adalah seorang gadis sekolahan yang penakut dan pemalu.
Karena sifat nya inilah, ia selalu digoda teman-temannya. Namun, suatu waktu, lelucon untuk menggodanya terlampau berlebihan. Saat sedang berdiri di stasiun menunggu kereta api, kawannya meletakkan seekor jangkrik di bahunya. Tentu saja, hal ini membuatnya terkejut dan ketakutan setengah mati.Akibatnya pun fatal. Ia terjerembab jatuh ke rel kereta api dan sesaat. Kemudian, shinkansen (kereta api tercepat di Jepang) menyambar tubuh gadis malang itu. Ia mati seketika. Dan tubuhnya pun ditemukan hancur terbelah dua.Pembunuhan tanpa sengaja itu, membuat arwahnya tak tenang. Kini ia menghantui stasiun kereta api di Jepang. Ia berjalan dengan menyeretsiku atau tangannya. Orang yang bertemu dengannya akan dibunuh dengan sabit dengan kecepatan shinkansen untuk membuat korban merasa kesakitan.


Contoh Cerita Teke-Teke

Kisah ini terjadi di Jepang. Alkisah di tengah salju yang tengah turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif ke stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah suatu jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja
.
...“Braaak"....
.
...”“Kreeek""....
.
Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka.
Kedua masinis ini cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang mereka kendalikan telah menggilas sesuatu. Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.
Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi.
Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.
Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel.
Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.
Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari hingga ke pinggang.
Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki wanita itu.
ia tak bisa melihat wajah wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya.
Darah wanita itu membasahi salju yang berada di bawahnya.
Warna merah itu mengingatkan masinis itu akan es serut dengan sirup merah yangbiasa ia makan saat kecil.
Sang masinis buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan segera kembali pada temannya.

“Ada apa?” tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.
“Ada...ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan ia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kau tetap di sini ya?”
Pada zaman itu, komunikasi belumlah secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.
Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.
Sang masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif.
Ia tahu tak ada jadwal kereta melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di situ.
Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satupun rumah di sana.
Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar.
Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.
Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif. “Sreeeek...sreeeek...”Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret. “Soichi?’ masinis itu memanggil nama temannya tadi.
Namun mana mungkin ia kembali secepat itu.
Masinis itu mendekat pintu.
“Halo, ada orang di situ?”Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka,“Braaaaaak!!!”Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.

***

Beberapa jam kemudian barulah sang masinis kembali bersama sejumlah polisi.
Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.
Namun begitu sampai di TKP, masinis itu ngeri melihat hanya satu bagian tubuh saja yang terlihat di situ.Hanya ada bagian bawah wanita itu, sementara bagian atasnya lenyap.
Masih ada ceceran darah di situ dan bekasseretan.
Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu, pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.
“Sato!” panggil sang masinis.Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka.
Ia masuk dan tak melihat siapapun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka. 

Masinis itu sangat sangat heran. Temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab.
Mana mungkin ia meninggalkan lokomotif ini begitu saja saat ia diminta menjaganya?
Soichi dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya.
Namun sepertinya ia seperti lenyap ditelan malam.
Tak ada jejak di tanah.
Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.
Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil.
Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas.
Napasnya seakan terhenti.
Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas.
Para polisi pun ikut memandang ke atas.
Mereka semua ketakutan melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka.
Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya.
Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku. Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. 

Entah apa yang telah membunuhnya,suhu yang di bawah nol atau kah rasa takutnya.
Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak itu.
Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.

-END-

Referensi:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teke_Teke?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5070294180

http://mengakubackpacker.blogspot.in/2013/03/urban-legend-12-teke-teke.html

http://bloggerangker.blogspot.in/2015/11/agen-judi-online-sejarah-dan-kisah-urband-legend-jepang.html

http://ceritapendekhoror.blogspot.in/2012/08/teke-teke-hantu-penghuni-stasiun-kereta-api-di-jepang.html#axzz43fwnSIFr

http://japside.blogspot.in/2012/04/teke-teke.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas Berkomentar